Rabu, 06 Juni 2012

group project fistum


FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR
PROPOSAL GROUP PROJEK

MENGHITUNG KADAR KLOROFIL A DAN KADAR KLOROFIL B PADA DAUN PURING MUDA DAN DAUN PURING TUA







Disusun Oleh :

Tyas Utami               09304241011
Chomariyah              09304241027
Titi Wahyuni            09304241037


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010

BAB I

A.     Judul Program
Menghitung Kadar klorofil a dan kadar klorofil b pada daun puring muda dan tua.

B.     Latar Belakang Masalah
Proses fotosintesis merupakan pembentukan karbohirat dengan bantuan cahaya matahari dengan bahan utama yaitu karbondioksida dan air. Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplas, dimana di dalam kloroplas tersebut tepat berbagai macam pigmen warna yang digunakan untuk menyerap foton. Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil dan karotenoid. Klorofil itu adalah pigmen hijau daun yang paling penting dalam fotosintesis. Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yakni klorofil a dan klorofil b. Klorofil a biasanya menyerap sinar hijau biru sedangkan klorofil b menyerap sinar kuning dan hijau. Pada daun, kemampuan untuk menyerap pigmen tergantung kadar klorofil. Oleh karena itu, kami ingin mengetahui apakah klorofil a dan klorofil b di suatu daun berbeda kadarnya. Sehingga kami mencoba merancang percobaan ini dengan variabel bebas yaitu daun puring muda dan daun puring tua yang diambil dari satu tanaman.

C.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1.    Berapakah kadar klorofil a dan kadar klorofil b pada daun puring muda dan daun puring tua ?
2.    Bagaimana perbedaan kadar klorofil a dan kadar klorofil b pada daun puring muda dengan daun puring tua?
D.       Hipotesis
Daun puring tua memikili kadar klorofil a dan kadar klorofil b yang lebih banyak dari pada daun puring muda.

E.      Tujuan Program
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.    Mengetahui kadar klorofil a dan kadar klorofil b pada daun puring muda dan daun puring tua.
2.    Mengetahui fungsi dari klorofil a dan klorofil b pada daun puring muda dengan daun puring tua.
F.      Luaran Yang Diharapkan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka luaran yang diharapkan adalah memberikan informasi mengenai kadar klorofil a dan kadar klorofil b yang terdapat pada daun puring muda dan daun puring tua, mengetahui fungsi klorofil a dan klorofil b, sehingga dapat diperkirakan cahaya mana yang  lebih banyak diabsorbsi; klorofil a atau klorofil b.

G.     Kegunaan Program
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1.        Bagi Peneliti.
a.       Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat untuk dikembangkan lebih lanjut.
b.      Mengetahui kadar klorofil a dan kadar klorofil b pada daun puring muda dan daun puring tua.
2.        Bagi Masyarakat.
a.       Memberikan informasi mengenai kadar klorofil a dan klorofil b yang terkandung pada daun puring muda dan puring tua.




BAB II
Tinjauan Pustaka
Warna daun berasal dari klorofil, suatu pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap oleh pigmen inilah yang menggerakkan sintesis molekul untuk membentuk karbohidrat dalam kloroplas. Kloroplas terutama ditemukan dalam sel mesofil  yaitu jaringan yang terdapat di dalam daun. Karbondioksida masuk ke dalam daun dan oksigen keluar melalui pori mikroskopik yag disebut stomata.
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang pada keduanya mengandung kloroplas yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari.
Menurut Noggle dan Fritz(1986), secara alami klorofil a, klorofil b, dan karotenoid ketiganya berperan dalam pengabsorpsian energi cahaya matahari. Setiap pigmen terlibat secara langsung dalam reaksi fotokimia atau hanya berfungsi sebagai pegabsorpsi energi radiasi. Energi radiasi yang diabsorpsi oleh jenis pigmen karotenid kemudian dapat diteruskan kepada pigmen yang berperan dalam pengkonversian energi radiasi menjadi energi kimia. Keterangan mengenai hal tersebut diperoleh dari penelitian eksitasi pigmen melalui penyinaran energi radiasi dengan berbagai panjang gelombang, jika sebuah foton mengenai sebuah pigmen, sebuah elektron dalam molekul pigmen akan ditingkatkan energinya ke tingkat energi yang lebih tinggi, pigmen yang demikian disebut berada dalam keadaan tereksitasi. Bergantung dari keadaan lingkungan pigmen tereksitasi dan sifat kimia molekul yang ada di sekitarnya. Pigmen yang terseksitasi dapat kembali ke dalam bentuk semula (ground state) melalui beberapa proses seperti : pelepasan panas, emisi energi radiasi (fluoresen dan fosforesen), pemindahan energi ke pigmen yang ada di dekatnya melelui transfer resonan, atau dipakai dalam reaksi kimia dari molekul-molekul yang ada di sekitarnya. Proses tersebut meliputi pengabsorpsian sinar merah (660 nm) dan sinar biru (400 nm) oleh klorofil a.
     Sinar merah mempunyai energi yang lebih kecil dibandingkan sinar biru, setelah mengabsorpsi sinar merah, klorofil berada dalam eksitasi tingkat pertama. Pada tingkat ini, molekul tereksitasi mempunyai umur yang pendek, biasanya antara 10-10 sampai dengan 10-8 detik. Kalau energinya tidak disalurkan ke molekul lain, klorofil terseksitasi akan kembali ke keadaan ground state dengan melepaskan energi dalam bentuk panas atau cahaya. Emisi cahaya yang cepat setelah eksitasi klorofil disebut sebagai fluoresen. Dalam keadaan tertentu sebagian dari energi yang terkandung oleh klorofil terseksitasi tingkat pertama digunakan untuk membentuk molekul tereksitasi yang berumur panjang (10-2 sampai dengan 10-1 detik).
     Molekul tereksitasi berumur panjang tersebut mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan molekul yang ada di sekitarnya dan berpartisipasi dalam reaksi fotokimia. Jika energi dari molekul tereksitasi  berumur panjang tersebut dilepaskan sebagai cahaya, proses tersebut dikenal sebagai fosforesen. Perbedaan utama antara fluoresens dan fosforesens yaitu bahwa fluoresens berlangsung segera setelah molekul tereksitasi, sedangkan emisi cahaya pada fosforesen baru akan berlangsung setelah beberapa waktu.
     Cahaya biru (400 nm) juga digunakan dalam fotosintesis. Setelah mengabsorpsi sinar biru, klorofil a akan menjadi molekul tereksitasi tingkat kedua. Foton cahaya biru mempunyai energi kurang lebih dua kali lebih besar dari foton cahaya merah. Diduga bahwa elektron tereksitasi tingkat kedua kembali ke elektron tereksitasi tingkat pertama melalui transfer non radiasi (radiationless transfer). Dugaan tersebut timbul karena klorofil a mengeluarkan energi dalam bentuk fluoresen dalam bentuk fosforesen dengan panjang gelombang seperti yang diemisikan oleh tingkat ekstasi pertama dan tidak bergantung dari energi panjang gelombang yang digunakan untuk mengeksitasikan molekul klorofil a. Dengan demikian, energi yang tersedia bagi reaksi fotokimia melalui eksitasi klorofil a adalah sama dengan energi sebuah foton cahaya merah (600 nm), sekitar 40 kg kal/mol foton.
     Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa klorofil a “coupled” dengan reaksi yang berperan dalam pengkonversian energi radiasi menjadi energi kimia. Klorofil b dan karotenoid (dan beberapa pigmen lainya yang terdapat dalam algae) dalam fotosintesis lebih berperan sebagai pengumpul / pengabsorpsi energi radiasi yang kemudian diteruskan ke klorofil a.
     Taiz dan Zeiger (1991) menyatakan bahwa klorofil a sebagai penyusun pusat reaksi akan menerima energi cahaya matahari yang dsiserap oleh pigmen antena. Klorofil b berfungsi sebagai antena fotosintetik yang mengumpulkan cahaya. Pengingkatan klorofil b akan meningkatkan protein klorofil sehingga akan meningkatkan efisiensi fungsi antena fotosintetik pada light harversting complex II (hidema, et al., 1992).




H.    Metode Pelaksanaan Program
1.       Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
2.       Subjek dan Objek Penelitian
a.        Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah daun puring muda dan daun puring tua.
b.        Objek Penelitian
Objek penelitian adalah kadar klorofil a dan kadar klorofil b pada daun puring muda dan daun puring tua
3.       Variabel Penelitian
a.    Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis daun puring yang digunakan, yaitu daun puring muda dan daun puring tua.
b.   Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kandungan klorofil a dan klorofil b pada daun puring muda dan daun puring tua.
4.       Tempat dan Waktu Penelitian
Praktikum penentuan kadar klorofil a dan klorofil b pada daun puring muda dan daun puring tua dilaksanakan di laboratorium biologi FMIPA UNY pada tanggal 13 Desember 2010 pada pukul 07.30 WIB – 10.00 WIB.
5.       Alat dan bahan yang digunakan
Alat:
1.    Spektrofotometer          2 buah
2.    Kertas saring                  4lembar
3.    Corong gelas                   1 buah
4.    Mortar                             1 buah
5.    Beaker gelas                   2 buah
6.    Labu takar 100 ml         2 buah
7.    Spatula                            1 buah
8.    Timbangan analitik        1 buah

Bahan :
1.    Daun puring muda         0,5 gram
2.    Daun puring tua             0,5 gram
3.    Aseton 80 %                   100 ml

BAB III
PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar klorofil a dan klorofil b pada daun puring muda dan daun puring tua beserta mengetahui fungsi dari masing-masing jenis klorofil. Dalam praktikum ini membuatuhkan alat dan bahan. Adapun alat yang digunakan yaitu spektrofotometer sebanyak 1 buah, kertas saring sebanyak 4 lembar, corong gelas sebanyak 1 buah, mortar sebanyak 1 buah, beaker gelas sebanyak 2 buah, labu takar 100 ml sebanyak 2 buah, dan spatula sebanyak 1 buah. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu daun puring muda sebanyak 0,5 gram, daun puring tua sebanyak 0,5 gram, dan aseton 80% sebanyak 100 ml. Daun puring muda dan daun puring tua merupakan daun yang diambil dalam satu tanaman. Daun puring muda berwarna hijau dengan tulang daun berwarna kuning, sedagkan daun puring tua berwarna merah tua dengan tulang daun berwarna merah muda.
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui penyerapan (absorpsi) cahaya oleh pigmen terhadap panjang gelombang.
Prosedur kerja yang kami lakukan yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Selanjutnya menimbang daun puring muda seberat 50 mg menggunakan timbangan analitik. Kemudian menghaluskan daun puring muda menggunakan mortar sampai halus. Lalu menambahkan aseton 50 ml sehingga sedikit demi sedikit. Penambahan aseton yaitu untuk melarutkan klorofil yang ada pada daun sehingga nantinya terbentuk campuran. Langkah berikutnya menyaring campuran tersebut menggunakan corong gelas yang dilapisi dengan kertas saring sehingga diperoleh filtrat. Filtrat tersebut kemudian dimasukkan  ke dalam labu takar 100 ml. Kemudian untuk mengetahui penyerapan (absorpsi) cahaya oleh pigmen terhadap panjang gelombang, dibutuhkan suatu alat yang disebut spektrofotometer. Spektrofotometer dinyalakan kemudian ditunggu sampai 15 menit. Lalu memasukkan alkohol 50 ml ke dalam tabung khusus spektrofotometer sebagai perilaku kontrol. Sebelum memasukkan tabung tersebut, membersihkan sisi tabung  khusus spektrofotometer tersebut menggunakan tissue. Pengelapan tersebut berfungsi untuk menghilangkan sidik jari praktikan yang nantinya dapat menghambat proses penyerapan cahaya oleh pigmen terhadap fotosintesis. Mengatur panjang gelombang 645 nm dan panjang gelombang 663 nm. Selanjutnya mengatur jarum sampai menunjukkan posisi nol. Setelah itu, mengeluarkan tabung kontrol tersebut dan memasukkan tabung khusus tersebut yang telah berisi filtrat daun muda. Lalu, membaca skala yang terdapat pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 645 nm dan mencatat hasilnya. Kemudian memasukkan tabung tersebut pada spektrofotometer lain yang telah diatur panjang gelombangnya sebesar 663 nm, dan mencatat hasilnya. Mengulangi langkah diatas untuk daun puring tua. Melakukan percobaan tersebut sampai tiga kali ulangan. Langkah terakhir yaitu merumuskan perhitungan klorofil a dan b menggunakan rumus :
         Klorofil a (mg/l)                    = (12,7 x A663) – (2,69 x A645)
         Klorofil b (mg/l)                    = (22,9 x A645) – (4,68 x A663)



Tabel hasil pengamatan
Ulangan ke
Panjang gelombang (λ)
Daun puring muda
Daun puring tua
-
transmiter
-
transmiter
I
663
0,06
87
0,087
82
645
0,16
70
0,25
56
II
663
0,057
87,5
0,085
82
645
0,16
69
0,25
56
III
663
0,06
87
0,085
82
645
0,169
68,5
0,26
55
ñ
663
0,059
87,17
0,0856
82
645
0,163
69,17
0,253
55,3


Analisis data

·         Daun puring muda
Klorofil a (mg/l)             = (12,7 x A663) – (2,69 x  A645)
                                         = (12,7 x 0,059) – (2,69 x 0,163)
                                         = 0,31083
Klorofil b (mg/l)             = (22,9 x A645) – (4,68 x A663)
                                         = (22,9 x 0,163) – (4,68 x 0,059)
                                         = 3,45658
Klorofil total (mg/l)       =  20,2 A645 + 8,02 A663
                                                                                  = (20,2 x 0,163) + (8,02 x 0,059)
                                         =  3,76578

·         Daun puring tua
Klorofil a (mg/l)             = (12,7 x A663) – (2,69 x A645)
                                         = (12,7 x 0,0856) – (2,69 x 0,253)
                                         = 0,4065
Klorofil b (mg/l)             = (22,9 x A645) – (4,68 x A663)
                                         = (22,9 x 0,25) – (4,68 x 0,0856)
                                         = 5,3244
Klorofil total (mg/l)       =  20,2 A645 + 8,02 A663
                                                                                  = (20,2 x 0,25) + (8,02 x 0,0856)
                                         = 5,7365

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah klorofil pada daun puring muda dan daun puring tua. Jumlah klorofil total pada daun puring tua lebih banyak dari pada daun puring muda. Pada daun puring tua mendapatkan jumlah sebanyak 5,7365 ml/l sedangkan pada daun puring muda hanya mendapatkan jumlah sebanyak 3,76578 ml/l. Suatu perbedaan muncul pula dalam kandungan klorofil a dan klorofil b pada kedua daun tersebut. Klorofil a memiliki kandungan yang lebih sedikit dari pada klorofil b. Hal tersebut terjadi pada dua daun tersebut, namun dengan kuantitas kandungan yang berbeda. Klorofil b lebih banyak terkandung dalan daun puring tua yaitu sebanyak 5,3244 ml/l dari pada klorofil b yang terkandung dalam daun puring muda yaitu sebanyak 3,45658 ml/l. Begitu pula dengan kandungan klorofil a lebih banyak terdapat pada daun puring tua yaitu sebanyak  0,4065 ml/l dari pada klorofil a yang terkandung dalam daun puring muda yaitu sebanyak 0,31083 ml/l. Klorofil a berperan dalam pengkonversian energi radiasi menjadi energi kimia. Sedangkan klorofil b dalam fotosintesis lebih berperan sebagai pengumpul / pengabsorpsi energi radiasi yang kemudian diteruskan ke klorofil a.
     Klorofil a sebagai penyusun pusat reaksi akan menerima energi cahaya matahari yang diserap oleh pigmen antena. Klorofil b berfungsi sebagai antena fotosintetik yang mengumpulkan cahaya. Jadi, semakin banyak klorofil b akan meningkatkan protein klorofil sehingga akan meningkatkan efisiensi fungsi antena fotosintetik pada light harversting complex II. Ketika fungsi antena fotosintetik semakin efisien, maka energi yang diteruskan menuju klorofil a akan semakin banyak yang nantinya akan semakin meningkatkan pula pengkonversian energi radiasi menjadi energi kimia, sehingga hasil dari proses fotosintesis yaitu O2 dan glukosa akan semakin banyak pula.


Daftar Pustaka

Campell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Dwijoseputro, D., 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Jakarta : Gramedia.
Noggle, Ray R., dan Fritzs J. George. 1979. Introductor Plant Physiology. New Delhi : Mall of India Private Ilmited.
Salisbury J. W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung : ITB.